Cerita Dewasa | Tubuh Asmirandah Dinikmati 5 Pria Sekaligus HOTT!!!!

No Comments
Igo Indonesia, Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru, Cerita Igo Ngentot, Igo Basah, Cerita Sex Tante, Cerita Bokep, Cewek Masturbasi, Cerita Sedarah, Foto Abg HOT, Foto Model Telanjang.

IgoBasah - Asmiranda pulang kerja dgn berjalan kaki. Waktu itu jalanan cukup sepi, sementara suara guruh sesekali terdengar. Awan nampak mendung dilangit malam itu. Perempuan yg tingginya sekitar 170 cm, dgn badan langsing, kakinya juga jenjang mempercepat jalannya.

Cerita Dewasa | Tubuh Asmirandah Dinikmati 5 Pria Sekaligus HOTT!!!!
Cerita Dewasa | Pukul 20:00 jalanan diluar rumah Asmiranda, sepi dari mobil yg lewat. Penduduk kota sudah tahu akan ada badai besar malam itu. Kelima bajingan yg berbadan kekar itu mengendap-endap memasuki pekarangan rumah. Mereka mau membalas perempuan bertampang melankolis itu yg memergoki mereka mencuri minuman keras tadi, dgn melaporkan kepada security setempat. Mereka berencana berpesta memperkosa perempuan itu habis-habisan sebagai balasannya.

“Sssstttt…..hati-hati jangan berisik…..ayo sini….” Bisik Morgan sembari memberi aba-aba untuk segera maju bersembunyi dikebun rumah Asmiranda yg penuh semak-semak.

Sementara itu Asmiranda tak mengetahui kalo dirinya diikuti oleh para bajingan sedari sepulang kerja. Perempuan itu menyalakan kran air mandi, lalu menuju kekamarnya. Asmiranda menyalakan lagu disco, sembari melepaskan baju kerjanya.

Di kebun para bajingan sudah mulai mengendap- endap sembari menyusun rencana untuk masuk ke dalem rumah. Edi dan Parkingson mendapat tugas mengawasi jalanan, sedangkan Morgan membuka pintu depan, Johandy dan Bertrand mencari jalan masuk lewat belakang. 

Pada waktu itu secara tak sengaja Johandy melewati jendela kamar Asmiranda yg sedang membuka baju kerjanya. Roknya berada diatas ranjang, sementara Asmiranda yg badannya cuma terbungkus kemeja kerja dan celana dalem sembari berdisco membuka kancing kemejanya. Johandy segera memanggil Bertrand untuk melihat pemandangan itu. 

Mereka menelan ludah melihat Asmiranda yg meliuk-liuk merangsang menari disco. Ukuran dadanya yg sekitar 36B terlihat jelas belahannya sewaktu perempuan itu sudah melepas kemejanya.

“Wow, Johandy… lihat itu dadanya….aku ingin segera mencicipi badannya….” Bisik Bertrand tanpa melepaskan padangan matanya menatap badan Asmiranda yg hanya mengenakan baju dalem.

“He…he….he…sabar, Nard…nanti kita cicipi sama-sama, sampai pagi!” sahut Johandy yg makin bernapsu melihat hal itu.

Beberapa waktu kemudian Asmiranda beranjak menuju kekamar mandi. Sementara itu Morgan yg berhasil membuka pintu depan segera memberi aba-aba pada kawan-kawannya untuk masuk. Para bajingan itu sudah memperhitungkan segalanya, mereka mengunci pintu dari dalem sehingga nanti mereka bebas bertindak. 

Kabel telpon sudah mereka putus, perempuan itu tinggal sendirian dan lagi badai yg akan datang sangat menguntungkan rencana mereka. Dgn leluasa mereka masuk ke kamar perempuan itu. Parkingson membuka kulkas, yg lain masuk ke kamar Asmiranda. Edi memeriksa lemari pakaian Asmiranda.

“Heehh….lihat apa yg kutemukan!” sembari menunjukkan barang temuannya. Johandy segera menyahut celana dalem itu.

“Hmmmmm….mmmm…” Johandy mencium celana dalem.

“Ingat aku yg pertama bercinta dgnnya!” sahutnya sembari tersenyum penuh arti. Para bajingan itu tak sabar membaygkan apa yg akan mereka nikmati. Lalu mereka mengambil posisi untuk bersembunyi.

Asmiranda selesai mandi menuju keruang tengah. Badannya hanya terbalut oleh baju dalem dan kemeja putih, duduk menikmati acara TV kabel. Waktu itu pukul 20:30, perempuan itu sama sekali tak menaruh curiga bahwa ada orang lain dalem rumahnya. Tiba-tiba dari arah belakang salah seorang bajingan maju mendekap badannya. Asmiranda terkejut dan segera berontak melepaskan diri.

“EVER BEEN GANG RAPED BABY? DON’T KNOW WHAT YOU BEEN MESSIN! YOU STILL REMEMBER US DON’T YOU……” ejek Edi.

Asmiranda segera mengenali wajah itu menjadi ketakutan sekali, ia tak menygka kalo para bajingan itu benar-benar melaksanakan ancamannya.

Johandy maju menerkamnya tiba-tiba, perempuan itu menjerit ketakutan sewaktu berhasil dipeluk. Ia meronta-ronta dan menendang Johandy. Tanpa disadarinya tendangannya mengenai selangkangan Johandy membuatnya meringis kesakitan dan melepaskan dekapannya. Asmiranda segera melepaskan diri dan lari menuju pintu depan. Para bajingan segera mengejarnya sembari menyorakinya. Dgn sekuat tenaga pintu depan itu berusaha dibuka, namun usahanya sia-sia.

“Wooooo……woooooo……ha…ha…ha….ayo sayg, mau lari kemana kamu hah….ayo sini…ha…ha….ha…” Ejek para bajingan yg mengejarnya dari belakang.

Asmiranda segera dikepung oleh para bajingan. Mereka menyoraki ketak berdayaannya. Asmiranda didesak terus sampai merapat kedinding, Johandy yg tadi meringis kesakitan mulai maju. Pada waktu perempuan itu hampir putus asa, ia berhasil berkelit dari kepungan bajingan itu, lolos dan lari menuju ke dapur, Asmiranda bermaksud lari lewat pintu belakang. 

Para bajingan segera mengejarnya lagi. Nasib sial bagi Asmiranda, begitu tangannya berhasil menyentuh gagang pintu, para bajingan berhasil menangkapnya kembali. Rambut pirang Asmiranda yg panjangnya sebahu terjambak, sehingga ia tak bisa berbuat apa-apa.

“Aaaahhhh….aammpun…aaah” pinta Asmiranda, sementara para bajingan tersenyum sinis memandangnya.

“Sayg…. Kami akan memberimu pengalaman yg tak akan kau lupakan! kau tadi telah merusak acara pesta kami, sekarang kau harus membayarnya dgn badanmu yg indah itu……ha…ha..ha…, oya kau juga akan menyesal telah menendang punyaku, akan kujoblos kau sampai mampus! ” Johandy maju dari kerumunan kawannya.

Asmiranda tak berdaya, rambutnya dijambak sementara tangannya dilipat kebelakang. Dari dapur ia diseret menuju ruang tamu waktu itu pukul 20:45. Disana ia dikelilingi oleh kelima bajingan sembari didorong-dorong.

“Sayg, kita akan berpesta dgnmu!” seru Edi tak sabar sembari mendorong ke arah Bertrand.

“Ha…..ha…ha…. kau tak akan bisa lolos kali ini….” Ejek Bertrand sembari mendekap badan Asmiranda. Mereka berteriak-teriak membuat Asmiranda makin ketakutan.

“Kemarikan dia Nard….HEY BABE, I BET MY COCK WOULD FEEL REAL GOOD WARPED UP IN YOUR PUSSY!” seru Parkingson tak sabar, sembari mempraktekkan gaya bercinta penuh napsu. 

Asmiranda didorong ke arah Parkingson yg segera merangkul nya dari depan. Mulutnya segera mencari dada perempuan itu, sementara pinggulnya bergerak maju mundur seakan sedang bercinta dgnnya.

“Wooooo…. Wooooou…..FUCK YOU GIRL, FUCK YOU…..” Parkingson menggeraygi perempuan itu.

“Aaaahhhh…….aaam…punnn….aahhh…..jaa…aa ahhhh!!!” jerit Asmiranda ketakutan.

Tiba-tiba dgn satu sabetan, tangan salah satu bajingan merobek kemeja putih Asmiranda, membuat perempuan itu terpelanting. Morgan segera mendekap dari belakang. Sekarang badan Asmiranda hanya mengenakan BH dan celana dalem saja, membuat mereka makin menjadi-jadi.

“Ah…aahh…aahh!” jerit Asmiranda sewaktu tangan Morgan yg mendekap badannya dari belakang mulai menggeraygi pahanya yg putih mulus.

“Kita akan memberimu pengalaman yg tak terlupakan, manis…ha…ha…ha…” bisik Morgan.

Para bajingan lainnya ikutan beraksi. Tangan Edi meremas remas payudara Asmiranda. Parkingson memburu kemaluan Asmiranda, sementara Bertrand dan Johandy buka baju dan celana panjang mereka sembari tertawa sinis. Badan para bajingan itu terlihat begitu kekar dan berotot.

“HEY, iket tangan nya aku yg pertama menyebadaninya!” Johandy memberi aba-aba yg langsung disetujui kawan-kawannya. Perempuan itu meronta-ronta di bopong kelima bajingan itu keruang tengah.

“Parkingson, Morgan, kau pegangi tangan dan kakinya, terlentangkan dia di meja ini” perintah Johandy.

Lonceng berdentang menunjukkan pukul 21:00. Disana Asmiranda diterlentangkan di atas sebuah meja bundar. Masing-masing tangan dan kakinya dipegangi erat-erat oleh para bajingan. Sinar lampu diatas meja membuat perempuan itu silau, Asmiranda hanya bisa melihat badan-badan kekar mengerubunginya dan tangan-tangan berotot meraba-raba dadanya, wajah sinis dan suara tawa para bajingan mengejek ketak berdayaannya.

Lidah Johandy menelusuri lehernya yg jenjang. Asmiranda berontak berusaha melepaskan diri, namun apa daya tenaga seorang perempuan dibanding dgn lima laki-laki yg kesetanan. Parkingson dan Edi memegangi kakinya, sementara tangan kanan dan kiri Asmiranda dipegangi erat-erat oleh Morgan dan Bertrand. Johandy mencumbunya dgn kasar dan penuh napsu, tangannya dgn liar meremas-remas payudara Asmiranda.

“I CAN SEE THE NIPPLES POKING AT HER BRA!” kata Johandy yg langsung disambut oleh tawa para bajingan.

“HEY, CUT THAT BRA OFF MAN. WHAT’S WRONG WITH YOU?” sahut Morgan sudah tak sabar lagi.

“Aaaah…..aaah….ooh…jangan…..aahkh!” jerit Asmiranda sewaktu dgn satu hentakan kasar tangan Johandy merobek BH yg dikenakannya. Para bajingan makin seru menyorakinya. Mulut Johandy segera melumat payudara Asmiranda yg kenyal, sementara tangan kirinya masih meremas-remas payudara sebelah kanan Asmiranda.

“Aaaaah….aaoooh…..ooooh…aahh …aaaahh…aaahhhhh….” desah Asmiranda mengeliat-liat. Putingnya dijilati penuh napsu oleh lidah Johandy.

“Ha….ha….ha…. kau sungguh mengiurkan sayg!” tawa Bertrand menelan ludah tak sabar ingin segera menikmati gilirannya. Johandy sekarang membuka celana dalemnya sendiri, kemaluannya yg hitam besar 10 inci itu terlihat tegak siap beraksi.

“Kenyal sekali…..ha…ha…ha…”seru Johandy sembari menerkam dan mulutnya menciumi payudara perempuan itu dgn buas. Badan Asmiranda mengeliat-liat membusur, sementara payudaranya diremas-remas sampai merah. Lidah Johandy menelusuri payudara Asmiranda, lalu turun ke daerah perut dan menjilati pusarnya. Beberapa waktu kemudian sembari tersenyum sinis, mata Johandy memelirik kearah paha Asmiranda.

“Oooohhh….jangan…..aaahhhh….” hiba Asmiranda ketakutan tak berani membaygkan diperkosa oleh kelima bajingan kekar dan berotot.

Lalu tangan Johandy mulai memelorot celana dalem Asmiranda. Perempuan itu berusaha mempertahankannya,

“Ha..ha…ha…percuma kau berontak manis!” ejek Johandy sewaktu Asmiranda berontak sekuat tenaga, namun Bertrand dan Morgan makin erat memegangi tangan Asmiranda, perlahan- lahan celana dalemnya terlepas, rambut kemaluan Asmiranda terlihat sewaktu celana dalem berwarna pink itu dari pinggul dilorot turun kepahanya dan akhirnya terlepas.

“Cihuuuiiii……Ha…ha…ha….PARTY TIMES… ha…ha…ha….” Teriaknya sembari memutar-putar celana dalem itu, lalu dicium dalem-dalem menikmati aromanya dan dilemparkan kelantai. Mata Johandy jelalatan memandangi Asmiranda yg telanjang bulat terlentang diatas meja. Asmiranda lemas karena ketakutan, ia tak berani membaygkan para bajingan itu akan ‘menelan badannya ramai-ramai’. Para bajingan makin ramai menyorakinya, mata mereka jelalatan memandang setiap lekuk badan Asmiranda. Morgan yg tadi memegangi tangan Asmiranda digantikan oleh Bertrand.

“Oooooh…..aaaahh….am…pun…..aaaah…jang… an…aaahh..” hiba tangis Asmiranda.

“Diam!….THERE’S GOING TO BE A BIG PARTY IN YOUR PUSSY TONIGHT…..Ha…ha…ha…kita lihat siapa yg paling hebat bercinta dgnmu!” ejek Morgan mendekati Asmiranda sembari mengeluarkan pisau lipat.

Asmiranda semakin ketakutan sewaktu Morgan memainkan pisau itu diantara payudaranya sembari tersenyum sinis memandang badannya. Pisau itu bergerak kearah puting buah dadanya dan diputar-putar mengelilingi belahan payudara Asmiranda yg naik-turun karena napasnya tak beraturan. Hal itu membuat para bajingan benar-benar terangsang. Pisau itu terasa dingin di payudara Asmiranda, lalu pisau itu bergerak kearah perut perempuan itu dan turun ke daerah bawah pusar perempuan itu. Edi menyeringai penuh arti sewaktu mengetahui apa yg akan dilakukan oleh Morgan dgn pisau lipatnya.

“Ayo Dan…, cukur sampai habis…..ha…ha…ha…ha…” seru Edi kegirangan.

“Aaaahh…..ohhhh…jangan….aaah….” teriak Asmiranda sembari berontak, namun para bajingan itu makin mempererat pegangannya, sementara pisau lipat itu dgn buas mulai beraksi mencukur rambut kemaluannya.

“Ha…ha….ha… kesempatan yg langka ini tak akan kami lewat begitu saja. Ayo manis berteriaklah semaumu, tak akan ada yg mendengarmu waktu ini.” Ejek Johandy sembari menerkam payudara Asmiranda, diremasnya kuat-kuat membuat perempuan itu mengerang kesakitan sementara Morgan mencukur rambut kemaluannya tanpa foam pelicin sehingga Asmiranda merasa perih.

Bertrand, Parkingson dan Edi yg memegangi kaki dan kedua tangan Asmiranda tertawa melihat perempuan itu meronta-ronta.

“Aaaaaagggg….aaaaoooohh….ooooohhh…oohh.. .” desah Asmiranda payudaranya diremas-remas oleh Johandy. Suara desahan itu membuat para bajingan itu makin terangsang.

Dgn buas pisau Morgan beraksi, dalem beberapa menit saja rambut kemaluan Asmiranda telah tercukur habis. Daerah kulit bawah perut Asmiranda yg tadinya ada rambut kemaluannya terlihat memerah. Morgan tersenyum puas, Johandy segera maju sembari mementang kaki perempuan itu lebar-lebar, sekarang ia berada diantara pahanya , memandang kemaluan Asmiranda yg terlihat jelas karena rambut disekitar daerah itu habis tercukur.

“Ha…ha…ha…payudaramu sungguh lezat, NOW I’LL EAT YOUR PUSSY!” kata Johandy sembari menjilatkan lidahnya sementara matanya melirik kearah kemaluan Asmiranda.

“Oooooh….lepas…kan….jang…an ..oooOOAAHH!” tangis Asmiranda terhenti sewaktu Johandy mulai menjilatinya. Lidah itu seakan menjulur panjang menjelajahi lorong kemaluan Asmiranda. Badan perempuan itu mengelinjang-gelinjang, sementara lidah Johandy bergerak seperti cacing menggali lobang.

“Oooooohhhhh…aaaauuuuoooo…oooouuu…aaaah. ..” Desis Asmiranda sementara kepalanya hanya bisa menggeleng ke kiri dan kanan. Badan Asmiranda bergetar, tangannya mengepal erat-erat, Morgan menciumi leher dan daerah sekitar ketiak, sembari tangannya mencubit puting buah dada perempuan itu. 

Parkingson melepaskan kaki perempuan itu, dan ikutan mencumbu perut Asmiranda. Lidah Parkingson menjilati pusar perempuan itu.

“Uuuuuuhhhh….oooouuh…ooohhh…” suara desah Asmiranda makin keras, sewaktu lidah Johandy masuk makin dalem dikemaluannya.

“Ha…ha…ha….percuma kau berontak sayg, mau tak mau kau akan menikmati pesta ini!” ejek salah satu bajingan.

Payudara Asmiranda memerah dan mengembang karena remasan tangan Morgan.

Johandy makin bersemangat, sewaktu kemaluan Asmiranda mulai berlendir. Lidah itu menjelajah makin dalem bersamaan dgn pekik desah Asmiranda. Morgan masih mengulum payudara perempuan itu. Putingnya disedot kuat-kuat, membuat perempuan itu mengeliat menahan rasa nikmat dan sakit yg bercampur menjadi satu. Tanpa disengaja dari puting payudara Asmiranda keluar cairan putih seperti buah dada. Morgan lebih bersemangat lagi menyedoti cairan itu, sementara tangannya meremas-remas payudara Asmiranda agar keluar lebih banyak.

“Uuuuggghhhh……uuuuuhhhh….uuuhhhh….aaauuuhh hhh….” desis Asmiranda dgn napas tersedak-sedak.

“Ha…ha…ha….ternyata badanmu menghianatimukan? Diam-diam kau menikmatinya……BITCH!!!!” ejek Morgan sembari menyedoti payudara Asmiranda, kanan-kiri.

Lonceng berbunyi menunjukkan pukul 21:30. Rupanya para bajingan itu senang bermain-main dgn badannya dan berniat melakukan WARMING-UP sebelum memperkosanya. Asmiranda hanya bisa mengeliat-liat dikerubuti para bajingan yg kekar. Lidah Johandy dgn lahapnya menjilati kemaluan Asmiranda. 

Tak puas hanya lidah, sekarang jari tangan Johandy ikutan beraksi. Jari tengah dan telunjuk Johandy masuk di lobang kemaluan perempuan itu, diputar-putar seolah-olah mengaduk-aduk kemaluan Asmiranda, sementara lidahnya ikut menjilati bibir kemaluan Asmiranda.

“Aaaauuuuhhhhh……uuuuuhhh…..aaahhhh” desah perempuan itu makin keras, membuat para bajingan itu tertawa mengejek ketak berdayaannya. Jari tangan Johandy menusuk masuk dan bermain-main dgn klitorisnya, membuat Asmiranda mengelinjang-gelinjang. Mata Asmiranda terpejam, kepalanya menggeleng ke kiri kanan, Parkingson menciumi pusarnya, tangan Morgan meremas-remas payudaranya. Setelah puas bermain-main, Johandy mementang kedua kaki Asmiranda.

“Johandy mau pakai kondom?” tanya Bertrand. Johandy menolak usul Bertrand.

“NO WAY….Ha…ha…ha….I WANT TO FEEL SKIN TO SKIN…ok sekarang waktunya manis… NOW LETS SEE JUST HOW TIGHT YOUR CUNT IS!” Johandy mengangkat pinggul Asmiranda tinggi-tinggi. 

Kemaluannya sekarang digesek-gesekkan disekitar bibir kemaluan Asmiranda berusaha menyibak belahannya. Mata perempuan itu terbelalak kaget sewaktu merasakan kepala kemaluan Johandy yg besar dan hangat. Gagang kemaluan itu berdenyut-denyut dibibir kemaluannya.

“Ohhh…ohhhh sekarang waktunya!” pikiran Asmiranda melayg jauh sewaktu Johandy mulai beraksi menindih badannya.

“Ayo Johandy cumbu dia sampai mampus……Cihuuui!!!” para bajingan itu memberi semangat.

Johandy merasakan rasa hangat yg mengalir pada kepala gagang kemaluannya yg sudah menancap tepat pada pintu lubang kenikmatan milik perempuan itu. Johandy menekan perlahan, seperempat dari bagian kepala kemaluannya mulai terbenam ….Asmiranda menahan napas …. ditekan lebih dalem lagi …. separuh dari bagian kepala kemaluannya melesak masuk …. dgn lebih bertenaga Johandy mendesak gagang kemaluannya untuk masuk lebih dalem lagi.

“Ayo Johandy! sedikit lagi! Masukin saja semua! Biar dia rasain Johandy!” Morgan menyoraki Johandy sembari meremas-remas payudara Asmiranda.

“AAAgggh!!!!” Pekik Asmiranda merasakan sesuatu yg menyakitkan dipangkal pahanya sewaktu seluruh kepala kemaluan Johandy sudah terbenam kedalem liang hangat miliknya, dgn satu hentakan yg kuat, kemaluan Johandy menyeruak masuk ke dalem kemaluan Asmiranda membuatnya memekik kesakitan.

Sementara badai diluar mulai turun dgn deras dimulailah pesta perkosaan itu. Asmiranda terlentang diatas meja bundar diruang tengah, tangan dan kakinya dipegangi erat-erat oleh Bertrand dan Edi, payudaranya dijilati, disedoti oleh Parkingson dan Morgan, sementara kemaluan Johandy mengoyak-koyak kemaluannya dgn ganas.

“Aaagh…..aaahh….ooooh….ooohh…” suara rintih Asmiranda seiring dgn gerakan ayunan pinggul Johandy yg kuat. Senti demi senti gagang kemaluan Johandy menelusur masuk menerobos keketatan liang kemaluan Asmiranda yg sudah basah berlendir itu. Setiap ayunan Johandy membuat badannya mengelepar kesakitan karena kemaluan yg besar itu berusaha masuk lebih dalem. Suara desahan Asmiranda membuat para bajingan itu makin bernapsu menikmati badannya.

“Ayo Johandy…..genjot terus sampai mampus….. ha…ha…ha…” seru salah satu bajingan.
Johandy merasakan begitu ketatnya ujung kemaluannya terjepit di dalem kemaluan Asmiranda, selang beberapa waktu kemaluan itu terhenti menerobos keluar masuk.

“CAN’T SEEM TO GET MY COCK DEEP ENOUGH INTO YOU BABY!” Johandy mengatur posisi pinggulnya,

“YOU SO DAMN TIGHT!.” kemudian dgn satu hentakan yg kuat membuat gagang kemaluan itu hilang tertelan kemaluan Asmiranda.

“AAAaaaaggggkkk!!” suara lolong histeris Asmiranda sewaktu dgn satu hentakan kuat tanpa masalah kemaluan itu beraksi lagi di liang kemaluan Asmiranda yg berlendir, rupanya selaput perawan Asmiranda robek.

“Uuuugggghhhh…. SO YOU’RE STILL A VIRGIN? Ha…ha…ha….manis, kau tak akan melupakan pengalaman ini!” ejek Johandy,

Kemaluan itu dgn mudah menerjang keluar masuk dgn cepat, sementara badannya menghentak hentak barbar diatas Asmiranda yg mendesah-desah tak berdaya. Kemaluan Asmiranda terasa akan robek oleh desakan kemaluan Johandy yg menyeruak masuk keluar dalem-dalem seperti membor kilang minyak. Johandy melengkuh-lengkuh nikmat, pinggulnya berayun-ayun memompa, kemaluan itu keluar masuk.

Kaki Asmiranda terangkat tinggi diatas meja terayun-ayun seirama gerakan pinggul Johandy menghujamkan keluar masuk gagang kemaluannya yg dgn barbar beraksi dikemaluannya.

Asmiranda berharap ia dapat pingsan waktu itu juga supaya tak merasakan sakit yg tak terlukiskan itu. Para bajingan itu menyanyikan lagu “ROW YOUR BOAT”.

“Aaaahhh…aaaahh….ammm….pun….aahh… aaahh…aaahh….sakit..ahhhhh..aaaahhh….”jerit Asmiranda. Pinggul Johandy bergerak seperti pompa. Kemaluan itu keluar masuk seiring desahan Asmiranda.

“Ayo Johandy coblos terus, coblos…coblos…woooo… wooooo BABY….” teriak Morgan sembari menciumi dada perempuan itu.

“Delapan puluh delapan……delapan puluh sembilan….sembilan puluh…Ayo…” dgn semangat Edi menghitungi setiap hujaman kemaluan Johandy.

“Aaaaahhh….wahhhhaaa….aaaah….uuuuh… uuugh….” pekik Asmiranda, sementara Johandy berayun-ayun diatas badannya. Perempuan itu hanya bisa terisak-isak. Suara petir menyambar di sela-sela badai.

“YEAAAHHH. HOW’S IT FEEL, BABE, HOW’S IT FEEL WITH A REAL MAN’S BIG COCK IN YOUR BELLY? OOOOOOOOOOOOO YOU FEEL SO GOOD, SO HOT.” ejek Johandy sembari memaksa Asmiranda yg mendesah untuk melihat kemaluannya mengenjot keluar masuk lorong kemaluannya.

Asmiranda bisa merasakan setiap inci dari otot digagang kemaluan Johandy bergerak menelusuri lorong kemaluannya.

“Uuuh…uuuh….uuaah…” lengkuh Johandy, sudah sekitar setengah jam dia berayun-ayun diatas perempuan itu, keringat membasahi badan keduanya, namun gerakan pinggulnya tetap ganas, kemaluannya menyodok-sodok dikemaluan Asmiranda, tangannya menggeraygi pahanya dgn liar.

Sementara itu Morgan membuka celana panjang dan celana dalemnya sendiri, kemaluannya panjang, (namun tak sebesar Johandy sekitar 8.7 inci) sudah tegak menegang. Parkingson masih asyik menyedoti puting payudara Asmiranda. Sesekali perempuan itu berusaha memberontak, namun Edi dan Bertrand mempererat pegangannya. Johandy melengkuh-lengkuh nikmat di atas badan Asmiranda yg mengeliat-liat menahan berat badan Johandy yg menindihnya.

“Seratus enam puluh enam…… seratus enam puluh tujuh…..seratus enam puluh delapan…..ayo Johandy taklukan dia….ha…ha…ha…” Edi menyemangati yg langsung diikuti oleh para bajingan yg lain.

“Seratus tujuh puluh tiga….seratus tujuh puluh empat…seratus tujuh puluh lima….” Para bajingan yg lain ikutan menyemangati Johandy.

Badan dan payudara Asmiranda berguncang-guncang seirama dgn hentakan genjotan Johandy yg makin liar. Kemaluannya terasa terbakar oleh gesekan kemaluan Johandy yg buas.

“Aaaaaaahhhh…..aaaaaa….aaaaaahh…..aahhhh…. ..ooooohhh” Asmiranda melolong menahan sakit.

“Ayo…….ayo….seratus delapan puluh delapan…..seratus delapan puluh sembilan….seratus sembilan puluh….ha…ha…ha…” Edi memberi semangat.

“Uuuuaah….uuuuuh….uuughh…badanmu nikmat sekali!” Johandy mengejek Asmiranda yg mengigit bibirnya menahan sakit. Pinggulnya maju mundur diantara selangkangan perempuan itu. 

Parkingson dgn gemas mengigit puting payudara Asmiranda, sementara tangannya yg satu meremas- remas payudara sebelah kanan.

“Aaaaahh……uuuughhh…..uuughh…uuukkkh….ooo uuuughh…” rintih Asmiranda, sementara gerakan Johandy mulai pelan, tapi mantap.

“Seratus sembilan puluh enam…..seratus sembilan puluh tujuh….” Semua bajingan menyemangati Johandy. Gagang kemaluannya keluar masuk dgn barbar.

“”I’M COMING, BABY!” lengkuh Johandy.

“OH GOD! NO, PLEASE ! NOOOOO!! NOO! DON’T COME INSIDE ME!!! NOOO, PLEASE!!!!…..AAAKKKHHHH!” kepala Asmiranda terjengkang keatas, sementara terdengar suara lolong kesakitan sewaktu gagang kemaluan itu menghujam dalem-dalem dikemaluannya.

Dgn satu hentakan kuat Johandy mencapai klimax, kemaluannya menyemburkan sperma dalem lorong kemaluan Asmiranda.

“Uuuuuugggh…..ha…ha…ha….bagaimana?” ejek Johandy sembari mencabut kemaluannya dgn perkasa.

“kau akan digilir sampai pagi!!…..ha…ha…ha…NEXT!!!” seru salah satu bajingan.

Sementara itu kilat diluar menyambar-yambar, waktu itu pukul 22:25. Asmiranda hanya bisa terisak-isak, Morgan maju sembari menyeringai. Tanpa perlawanan yg berarti, Morgan sudah berada di antara selangkangan perempuan itu.

“Ha…ha…ha…IS MY TIME TO RIDE, BABY I’M GONNA TAKE MY TIME AND FUCK YOU NICE AND SLOW. LET’S SEE HOW LONG I CAN KEEP MY DICK HARD IN THIS WONDERFULLY TIGHT CUNT OF YOURS. SEE HOW LONG I CAN KEEP YOU MOANS…..!” ejek Morgan, sementara gagang kemaluannya dgn mudah masuk ke kemaluan Asmiranda. 

Morgan memulai gerakannya, pinggulnya bergerak memutar, memastikan kemaluannya masuk penuh, beritaseks.com lalu bergerak maju mundur perlahan tapi dalem. Pinggulnya berayun-ayun pelan dan mantap, diantara kedua paha Asmiranda yg terbuka lebar, sembari meremas-remas payudaranya. Kadang jari-jari tangan Morgan melintir-lintir puting buah dada perempuan itu, badan Asmiranda hanya bisa mengeliat-liat, sementara dari bibirnya yg terbuka terdengar suara erangan dan desah.

Kemaluan itu beraksi di kemaluannya, pinggulnya diangkat ke antara pinggang Morgan yg maju mundur. Parkingson meninggalkan kerumunan menuju kulkas diruang makan. Johandy duduk disofa, sembari melihat kawan- kawannya beraksi diatas badan Asmiranda. Bertrand masih dgn erat memegangi tangan kanan dan kiri Asmiranda, juga Edi yg memegangi kedua kaki Asmiranda. Suara desah erangan perempuan itu bagai musik merdu ditelinga mereka. Badan Asmiranda basah kuyup karena keringat, sementara Morgan melengkuh-lengkuh nikmat.

“Ooooooooohhhhhh…….uuuuuuhhhhh…..uuuhhhh…. .uuhhh…..ha…ha…ha….” suara Morgan, kemaluannya yg panjang tanpa ampun terus mengenjot kemaluan Asmiranda. Payudaranya dijadikan bual-bualan oleh Morgan. Giginya mengigiti putingnya dgn gemas, membuat Asmiranda menjerit kesakitan. 

Terlihat bercak-bercak merah bekas cupangan disekitar leher dan dada dibadan Asmiranda.
“Aaaahhh…..aaaaoooohhh….ooooohhhhhh…ooooohhh h…..” desah Asmiranda merasakan kemaluan Morgan menusuk keluar masuk dikemaluannya. Sudah sekitar lima belas menit Morgan beraksi, badan Asmiranda berguncang- guncang seirama ayunan pinggul Morgan.

Pukul 23.10. Kilat dan guntur bersahutan diluar, membuat jalanan bertambah sepi.
“Hah…hah….hah……uuuggghhh…”lengkuh Morgan, sekarang ayunannya tak perlahan seperti pertama, namun berirama cepat dan dalem. Kemaluan Asmiranda terasa perih terbakar oleh gesekan kemaluan Morgan.

“Ha….ha…ha….. tunggu punyaku manis, YOU WILL LOVE IT!” seru Edi sembari mengolesi kemaluannya sendiri dgn selei sehingga kepala kemaluan itu terlihat gilap dan lebih besar dari yg sebelumnya.

“Uuuuuggghhhh…….uuuuuggghh…… uuuugggghhhh……”desah Asmiranda pendek seirama keluar masuk kemaluan Morgan di kemaluannya. Edi meremas-remas kemaluannya sendiri, sembari memandangi setiap lekuk badan Asmiranda.

“Ha…ha…ha….Ed, kau sudah tak sabar ya?……” tanya Bertrand sembari matanya terkagum melihat kemaluan Edi yg makin besar, sehingga kepala kemaluan itu seperti jamur.

“Oooooohhhhhh….uuugggghhh…..oooohh…… oooohh……..HERE I CAMEEE……!!!!” jerit klimax Morgan, kemaluannya menghujam dalem-dalem sembari menyemprotkan cairan putih.

“Aaaaaaakkkkkhhhhhhh……oooohhh……” pekik Asmiranda diantara lengkuhan nikmat Morgan.
Morgan mencium kening Asmiranda yg terlentang terengah-engah diatas meja.

“FUCK YOU BABE!…..ha…ha..ha….” ejek Morgan sembari mencabut kemaluannya.
Posisinya segera digantikan oleh Edi. Kepala kemaluan yg besar itu digesek-gesekkan di antara paha Asmiranda. Edi memandangi badan Asmiranda yg sintal dan mulus basah oleh keringat.

“LET’S GO TO HEAVEN, manis…ha…ha…ha….” Bersamaan dgn kata itu Edi menciumi payudara Asmiranda, sementara tangannya mengesek-gesekkan kemaluannya di bibir kemaluan perempuan itu.
Teriakan Asmiranda tertelan badai yg ganas, pukul 23.45. 

Asmiranda, meronta-ronta badannya membusur digumuli Edi yg penuh napsu, sementara para bajingan yg lain tertawa terbahak-bahak. Tangan Asmiranda yg dipegangi oleh Bertrand,membuatnya tak bisa melawan, sehingga dgn leluasa Edi menciumi badannya. 

Dari leher, lidah Edi terus menelusur turun ke payudaranya, disedotnya kuat-kuat payudara perempuan itu, membuatnya mengerang kesakitan, lidahnya menjilati dgn lahap cairan yg keluar dari puting buah dada Asmiranda. Tiba-tiba dgn hentakan yg kuat kemaluan Edi menerobos masuk kemaluan perempuan itu.

“Aaaaakkkkkkkhhhhh…….”Asmiranda berteriak kesakitan. Kemaluan itu terus berusaha masuk penuh, Asmiranda bisa merasakan kepala kemaluan yg besar itu berusaha masuk lebih dalem di kemaluannya.

“Uuuuugggghhhhh…..sempit sekali….uuuuaahh…
hhhaaaa….”seru Edi sembari terus mendorong masuk kemaluannya.

“Ayo…..Ed,……ha….ha…ha….masukkan semuanya….biar mampus dia!” teriak Johandy menyemangati Edi.

Sekarang kepala kemaluan itu sudah masuk, Edi diam sebentar merasakan otot kemaluan Asmiranda yg berusaha menyesuaikan diri dgn kemaluannya. Dinding kemaluan Asmiranda serasa meremas-remas kemaluannya, membuatnya lebih tegang.

“Ha….ha…ha….kulumat kau, manis!” bisik Edi sembari mulai menggenjotkan kemaluannya dgn barbar. Johandy menciumi leher Asmiranda, Parkingson meremas-remas payudaranya, Morgan meratakan olesan selai, sedangkan tangan Edi mementang pahanya agar lebih leluasa kemaluannya bisa maju mundur diliang kemaluan Asmiranda.

“Aaaahhhh……aaahhhhhh…..aaaggghhhh… aaahhhhh…” lolongan desah Asmiranda digarap ramai-ramai. Suara desah dan erangan Asmiranda terdengar bagai musik merdu ditelinga para bajingan. 

Tanpa menghiraukan Asmiranda yg sudah kelelahan, mereka terus berpesta menikmati badan perempuan itu. Bagai menyantap hidangan lezat, mereka melahap dan menjilati badan Asmiranda yg basah, mengkilat karena olesan selai dan keringat. Kemaluan Edi menerobos keluar masuk dgn cepat, sementara disetiap hentakan badannya terdengar erangan Asmiranda menghiba kesakitan. Parkingson yg meremas-remas payudaranya sekarang mulai menjilatinya penuh napsu, sedangkan putingnya disedoti agar keluar cairan seperti buah dada, Johandy terus menciumi leher Asmiranda yg jenjang.

“Uuugggh…….uuuuggghhh……..aauughh….. uuugghhh….uuuuggghhh….” rintih Asmiranda, sudah sekitar lima belas menit Edi berpacu dgn birahi, peluh membasahi badannya. Edi melengkuh-lengkuh penuh napsu, menikmati setiap inci hujaman kemaluannya dilorong kemaluan Asmiranda.

“Haaah…..haaah….uuuggh…..bagaimana manis, asik bukan…..kau akan digilir sampai pagi…ha…ha… ha….Haah….haaah….” seru Edi sementara pinggulnya bergerak seperti memompa diantara kedua paha Asmiranda. Payudara perempuan itu memerah diremas-remas dgn kasar oleh para bajingan. Badan Asmiranda berguncang-guncang dgn ganas seirama ayunan Edi.

“He…he…he…..payudaramu lezat sekali, ya…..kau akan membayarnya dgn badanmu sayg!” ejek Parkingson sembari menjilatkan lidahnya keudara sementara tangannya meremas-remas payudara perempuan itu dgn napsu. Asmiranda hanya bisa terisak-isak sembari menahan sakit disekujur badannya yg basah kuyup karena keringat dan selai. Kemaluan Edi makin ganas menggenjot perempuan itu.

“Aaaauuh…..aaagggh……uuuuugggghhhh… uuuughhhhh….” pikik desah Asmiranda. Kemaluannya terasa panas dan perih oleh gesekan kemaluan Edi yg barbar.

Badai masih ganas, didekat lantai meja makan, terlihat BH dan celana dalem Asmiranda berserakan sementara diatas meja Asmiranda diperkosa dgn ganas oleh lima bajingan yg kekar, beritaseks.com badannya dipentang dan dijilati penuh napsu. 

Payudaranya dicengkram dan diremas-remas, lehernya diciumi, puting dan pusarnya dijilati, sementara Edi melengkuh-lengkuh nikmat, perempuan itu hanya bisa merintih dan mendesah karena kemaluan besar dan hitam beraksi menghentak-hentak barbar keluar masuk diantara selangkangannya. 

Waktu menunjukkan 24:16 Edi sudah hampir mencapai klimax, irama ayunan pinggulnya makin cepat tanpa perduli Asmiranda yg terengah-engah kelelahan, Parkingson menggigit puting payudaranya, membuat Asmiranda mengerang kesakitan.

“aakkkh….aaahh…ooooohhhh…” rintih Asmiranda diantara lengkuh nikmat Edi.

“Huuuh…uuuhhh…..uuuuhhh…..uhhhh…. HUUAAAHHHH…..” jerit Edi mencapai klimax, dgn satu hujaman yg kuat, kemaluannya masuk hilang tertelan dilorong kemaluan Asmiranda.

“Aaaaakkkkhhhh….” jerit Asmiranda tertahan, badan perempuan itu mengeliat kejang, lalu lunglai, pingsan kelelahan, sementara kemaluan itu menyemburkan banyak sprema dalem kemaluannya. Peluh menetes dari badan Edi yg masih menindih perempuan itu.

“Ha…ha…ha….badanmu sungguh menggairahkan sekali…” Raut wajahnya terlihat puas, beberapa waktu kemudian Edi mencabut kemaluannya, sembari mencium leher Asmiranda yg masih pingsan. Parkingson siap-siap maju mengambil posisi.

“Biarkan dia istirahat dulu, nggak enak kalo nggak ada perlawanan” Cegah Johandy.

“Kita beri dia obat perangsang saja!” usul Bertrand sembari tersenyum penuh napsu.

“Jangan, kita simpan itu untuk yg terakhir” Johandy duduk disofa.

Beberapa menit kemudian, sekitar pukul 24:40, Asmiranda yg baru saja siuman dibopong ramai-ramai menuju kamarnya, disana perempuan itu dilempar ke ranjang dan langsung diterkam oleh para bajingan yg sekarang semuanya sudah telanjang bulat. Perempuan itu berusaha berontak melarikan diri, namun dgn cekatan para bajingan itu menerentangkan badan Asmiranda. Perempuan itu berteriak ketakutan sewaktu para bajingan dgn buas menggumuli badannya.

“Aaaahhhh…..aampun…..aaaahhhh….”hiba Asmiranda, sementara Edi dgn kasar mulai meremas-remas payudara kanannya. Johandy berusaha mencium bibirnya yg merah merekah. Morgan menjilati dan menyedoti puting sebelah kiri.

“Aaaaduuuhh…aaaaawww…aaaahhh…..ja…. ja….ngan…”teriakan Asmiranda tak digubris. Parkingson maju mengambil posisi diantara kedua kakinya, tersenyum sinis sembari membungkuk menciumi leher perempuan itu. Asmiranda mengeliat-liat tak berdaya. Lidah Parkingson menelusur turun dari lehernya menuju perutnya Asmiranda.

“Aaaaaahhh…..le…paskan…..aaaahhh” jerit Asmiranda ditengah kerubutan bajingan. Parkingson mulai menjilati daerah pusar Asmiranda.

“Manis…tadi kulihat kau suka disco! bagaimana kalo sembari diputarkan lagu…hmmm?… disco…rock…atau metal?….OK metal saja!” Bertrand mengejek Asmiranda. Beberapa waktu kemudian terdengar lagu metal, membuat para bajingan itu lebih bersemangat menikmati setiap lekuk badan Asmiranda.

“Ha…ha…ha…manis, kami masih belum puas!” ejek Parkingson. Bertrand membaca surat yg ditemukannya dimeja rias pinggir ranjang.

“Hmmmm…..SO YOUR NAME’S Asmiranda McCatry…. INTERESTING….” gumam Bertrand sembari melihat Asmiranda yg mendesah-desah tak berdaya dijilati dan diciumi kawan-kawannya. 

Beberapa waktu kemudian Bertrand naik keatas ranjang, berbaring disamping perempuan itu.
“Nah Asmiranda sayg, ARE YOU READY TO LOSE YOUR VIRGINITY IN ANOTHER HOLE? kau benar-benar beruntung manis! kau pasti puas!” kata Bertrand sembari menjilat muka perempuan itu yg menangis ketakutan. Bertrand merangkul badannya dari samping dan digulingkan menghadapkan keatas terlentang sehingga posisinya sekarang dibawah Asmiranda.

“Hai….sayg pestanya dilanjutkan. Manis kau pikir tadi sudah yg paling sakit, tunggu yg ini kau akan rasain sakit yg sebenernya!” kata Morgan sembari menerkam gemas payudaranya.

“Dan sekarang kau dapat kehormatan manis BECAUSE I’LL TAKE YOUR ASS VIRGINITY!!” mata Asmiranda terbelalak ketakutan.

“Oooohhh….jang…aan…PLEASE!!!!” hiba Asmiranda disela isak tangisnya.

“Asmiranday kau akan merasakan sesuatu yg belum pernah kau baygkan sebelumnya sayg!” ejek Bertrand.

Perempuan itu berusaha berontak sekuat tenaga, tapi kerubutan dan remasan dipayudaranya membuatnya tak bisa berkutik. Asmiranda didudukkan tepat diatas badan Bertrand, bajingan itu mengarahkan kemaluannya yg tegak di lobang dubur perempuan itu dan segera dihujamkan dalem dubur Asmiranda tanpa pelumas sehingga membuatnya menjerit kesakitan.

“AAAAKKKKKKKHHHHHH!!!!” lolong Asmiranda, sementara kemaluan Bertrand (10 inci) masuk penuh dalem duburnya, sekarang perempuan itu dipaksa tidur terlentang. Parkingson diatas menindihnya sementara Asmiranda meronta-ronta kesakitan, duburnya terasa sakit oleh gagang kemaluan Bertrand yg berada dibawahnya. Parkingson yg sudah puas menjilati perut Asmiranda, sekarang mementang kedua paha Asmiranda, mengarahkan kemaluannya (8 inci) ke lorong kemaluan perempuan itu. Apa daya tenaga seorang perempuan yg dikeroyok lima lelaki kekar, dgn mudah masing-masing tangan Asmiranda diikat dgn tali BH dijeruji pilar ranjangnya agar tak bisa berontak.

Parkingson segera memasukkan kemaluannya ke kemaluan Asmiranda yg masih meronta-ronta, sembari tertawa terbahak-bahak.

“Ha….ha…ha…. sayg sekarang kau rasakan ini!” sembari berkata seperti itu, Parkingson dan Bertrand mulai menggoygkan pinggul mereka. Kemaluan Bertrand bergerak naik-turun didubur sedangkan kemaluan Parkingson menyodok keluar masuk seirama nada metal yg makin bersemangat. 

Teriakan perempuan itu tertelan oleh bunyi halilintar yg keras. Usaha Asmiranda untuk berontak membuat ikatan ditangannya makin erat dan menyakitkan. Badan Asmiranda meronta-ronta kesakitan, tanpa disadarinya gerakannya itu makin membuat Parkingson dan Bertrand yg memperkosanya makin terangsang. Badannya mulai menggelinjang kesana kemari, pinggulnya bergerak-gerak ke kanan, kiri, memutar, sementara Bertrand yg dibawah mempertahankan kecepatan ritme keluar masuk gagang kemaluannya didubur Asmiranda. Suara kecipak akibat gesekan kemaluan mereka berdua semakin terdengar. Sodokan gagang kemaluan Bertrand didubur Asmiranda membuat badan perempuan itu meliuk-liuk tak beraturan dan semakin lama semakin bergerak naik seolah menantang kejantanan Parkingson.

“Ha…ha…ha….Asmiranday kau suka ya? Nih akan kumasukkan lebih dalem lagi! HAAAHHHH!!!!” teriak Parkingson sembari bertumpu pada remasan tangannya dipayudara perempuan itu ia menyodokkan kemaluannya lebih dalem ke kemaluan Asmiranda.

“Oooooohhhh……aaahhh….aaahhhh…aahh…ampun…amp..aaaaahhh…aaahh!!!!”erang Asmiranda kesakitan. Sementara kedua kemaluan bajingan itu mengkoyak-koyak kemaluan dan duburnya, begitu penuh napsu, ganas dan liar. Melihat pemandangan itu dan terbakar oleh api birahi, para bajingan lainnya sembari tertawa terbahak-bahak melihat ketak berdayaan Asmiranda, mereka meremas-remas kemaluan mereka sendiri.

“Ohhh….ha…ha…ha….bagaimana sayg, bagaimana rasanya….puas nggak? tenang pestanya masih lama….tunggu giliran kita…ha…ha…ha..” seru para bajingan lainnya.

Beberapa menit saja kemaluan mereka sudah tegak tegang siap beraksi kembali. Ranjang berderit-derit seirama musik metal dan gerakan mereka yg barbar, Asmiranda ditindih ditengah-tengah mereka yg menghentak-hentak berpacu dalem birahi. 

Gerakan Bertrand bagaikan dongkrak memaksa badan Asmiranda mengelinjang keatas mengundang kemaluan Parkingson masuk ke lorong kemaluannya, sedangkan gerakan Parkingson yg seperti memompa dari atas menekan kebawah sehingga kemaluan Bertrand masuk penuh, begitu seterusnya, membuat perempuan itu terengah-engah menahan rasa sakit di dubur dan kemaluannya sekaligus. Bertrand menciumi leher, tengkuk, telinganya penuh napsu.

“Uuuggh…uuggh…uuuughhh….” rintih Asmiranda seirama ayunan kedua kemaluan itu. Perempuan itu bisa merasakan seakan-akan kedua kemaluan itu saling bertemu dan bergesekan didalem perutnya, hanya berbeda lorong saja.

Parkingson dan Bertrand melengkuh-lengkuh nikmat. Payudaranya diremas-remas dgn kasar sekali oleh Parkingson. Asmiranda merasakan kesakitan, tapi remasan dipayudaranya membuatnya tetap tersadar. Para bajingan yg lainnya bersorak-sorak menyemangati keduanya melahap badan Asmiranda , Kemaluan-kemaluan mereka digesek-gesekkan di badan perempuan itu. Waktu menunjukkan Pukul 01:20 sementara pesta perkosaan itu makin brutal terbawa napsu birahi para bajingan. Badai diluar makin ganas dan guntur sesekali menggelegar menelan teriakan Asmiranda. Johandy menemukan lipstik dimeja rias dan dioleskan dgn paksa dibibir Asmiranda.

Cerita Dewasa | PengalamanKu Ngentot Dengan Perjaka Tampan DirumahKu HOT!!!

No Comments
Igo Indonesia, Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru, Cerita Igo Ngentot, Igo Basah, Cerita Sex Tante, Cerita Bokep, Cewek Masturbasi, Cerita Sedarah, Foto Abg HOT, Foto Model Telanjang.

IgoBasah - Beberapa thn kebelakang, rumahku memang tergolong bebas untuk siapa saja. Mereka bebas datang kapanpun dan dgn siapapun. Khususnya para abg-abg yg broken home. Mau cewek atau cowok. Kadang aku berfikir, kenapa orangtuku mengijinkan ya? Apa mereka ga takut barang-barang ada yg hilang? Terbukti salah 1 hp dari mereka pernah hilang digondol teman-teman mereka jg. Tp lama kelamaan aku makin terbiasa dgn kehadiran mereka. Kata ortuku, kasian mereka yg jauh dari orang tuanya.
Cerita Dewasa | PengalamanKu Ngentot Dengan Perjaka Tampan DirumahKu HOT!!!
Cerita Dewasa | Aku jarang sekali keluar kamar, meski mereka datang, aku selalu diam didalam kamar. Untuk apa keluar? Di kamar sudah ada tv, dan kamar mandi. Mau makan cukup kedapur yg posisinya dekat dgn kamarku. Segala yg aku perlukan tinggal aku minta belikan pada mereka siapa saja yg ada dirumah.

Suatu hari, tiba-tiba aku mendengar suara laki-laki yg menyanyi-nyanyi diluar kamarku. Aku merasa baru dengar suara itu. Penasaran, aku keluar menuju dapur yg bedekatan dgn ruang tengah yg biasa dipakai kumpul oleh mereka. Diam didekat pintu dapur sambil lirik sana sini, basa-basi menyapa mereka, mungkin hari itu sekitar kurang lebih 15 orang yg sedang berada dirumahku. Bisa lebih dari 20 orang kalau dimalam minggu. Mereka biasa ketawa-ketawa, beemain gitar, minum-minum alkohol, kalau au sedang mood, aku suka ikut sebentar hanya untuk minum.

Saat itu, tatapanku akhirnya berakhir pada seorang laki-laki berperawakan tinggi, dgn tubuh tegap dan kulit putih. Sial! Cowok ini langsung bikin aku tertarik. Gumamku dalam hati. Lalu dgn terlihat dingin, laki-laki itupun menatapku balik. Dgn acuh nya akupun memalingkan muka dan kembali ke dalam kamar. Didalam kamar aku langsung terduduk diatas kasur. Bayangan sosok laki-laki yg sedang berada didepan kamarku terus saja ada dikepalaku. Aku harus mendapatkannya.

Hari terus berlalu, laki-laki itu belum kembali kerumahku. Aku fikir dia bukan seperti anak-anak yg lainnya. Yg tidur dirumahku. Emm, mungkin dia bukan anak broken home jg. Paling iseng-iseng maen. Tp, aku ga boleh nyerah buat dapetin dia.

Siang itu, aku melihat ada Adit, salah 1 anak paling lama yg suka tinggal dirumahku sedang menaiki tangga sambil membawa ember jemuran pakaiannya. Aku lalu mengikutinya untuk ketempat jemuran. Sembari menjemur, Adit masih tdk sadar kalau ada aku disampingnya. Hahaha, dasar cowok, pandangan mata nya hanya bisa melihat lurus kedepan. Tdk sperti wanita yg bisa melihat samping kanan kiri walau dia sedang menatap lurus kedepan.

Kucolek pinggangnya.
“Wadaw teteh, kirain siapa!” Kata Adit, terlihat dia sangat kaget.

“Hahahahhaa, serius amat sih ngejemurnya.” Kataku sambil tertawa terbahak-bahak. Lalu aku duduk disalah 1 bangku yg memang disediakan di atas untuk nongkrong anak-anak.

Adit melanjutkan menjemur pakaiannya.
“Dit, kemaren-kemaren ada cwo yg pake jaket coklat siapa?” Tanyaku.

“Yg mana teh?” Tanya nya balik.

“Itu yg rambutnya cepak pinggir-pinggirnya.” Jawabku.

Adit terlihat berfikir dan mengingat-ingat. Dia menjemur pakaian terakhirnya.
“Oohhh itu. Itu si Budi. Deket kok rumahnya teh. Tp dia tinggal sendiri, ortunya jadi TKW.” Kata Adit sambil menghampiriku dan duduk disampingku.

“Kenapa? Tumben sih teteh tanya-tanya orang yg datang kerumah, biasanya jg cuex.” Lanjutnya sambil cengengesan.

“Ya pingin aja atuh, namanya jg penasaran.” Jawabku.

“Cieeee penasaran, pasti ada maunya.” Goda Adit. Dia melihat Hp nya yg tiba-tiba berdering. Aku cuma mesem-mesem digoda sperti itu.

“Tp teh, dia jg nanyain teteh lho. Aku bilang aja jangan macem-macem ke teteh, karna teteh yg punya ini rumah. Dia nanya ke aku, katanya kok teteh pake pakaiannya sexy. Aku bilang aja, kalo emang kelakuan teteh tuh ga ada malunya, aurat diliat-liat. Hahahahahaaa.” Adit tertawa terbahak-bahak.

Aku gak memperdulikan ucapan Adit soal pakaianku, yg ku fikir hanya bagaimana bisa dekat dgn Budi.

“Kapan Budi kesini lagi?” Tanyaku.

“Lah kayanya dia ada dibawah deh sekarang. Tadi kan yg sms dia. Katanya dah ada dirumah ini.” Jawaban Adit membuat aku kaget dan senang.

“Serius Dit? Yuk ah ke bawah” kataku sambil berdiri dan berjalan cepat menuju tangga untuk kebawah tanpa memperdulikan jawaban Adit.

Dibawah, diteras rumah, aku melihat Budi sedang duduk didepan jendela kamarku. Menunggu Adit mungkin. Kepalanya yg tadi menunduk melihat hp nya, sekarang menengadah melihatku. Dgn tanpa basa-basi aku mendekatinya lalu tersenyum.

“Hey, Budi ya? Boleh minta no hp nya?” Kataku.

Aku memang wanita yg malas berbasa-basi, kalau ada maunya, langsung bicara saja. Itu lebih enak menurutku.

“Eh teteh, boleh.” Jawab nya terlihat sedikit kaget mendengar todonganku, lalu dia mengotak atik hp nya lalu menyerahkan padaku.

Disana kulihat sebaris nomber hp. Kucatat di hp ku.
“Makasih ya.” Kataku sambil berlalu dan masuk kerumah lalu ke kamarku.

Gilak, aku seneng banget dapet no hp nya. Pelan-pelan tp pasti, aku kudu ngerasain ngentod ama dia. Akhirnya setiap hari, kami sms an. Bahkan saat dia ada dirumahkupun aku masih sms dia. Aku tetap malas keluar kamar. Hingga suatu hari, pembicaraan kami mengarah pada selangkangan. Dia dgn polosnya bilang, kalau belum pernah ML. 

WTF, berarti dapet perjaka lagi nih, fikirku. Aku terus saja memancingnya sampai dia tertarik ingin melakukannya. Dan pancinganku gak sia-sia. Umpan nya dimakan ikan. Dia pun mau.

Saat dia sedang berada dirumahku, aku bilang, nanti malam dia kudu tidur dirumah ku bersama yg lainnya. Tengah malam dia keluar kamar dan tungguin aku didapur. Semuanya berjalan sesuai rencana. Tengah malam itu kami sudah berdua didapur yg remang-remang. Aku duduk diatas meja dapur, dia berdiri didepanku. Dgn lahapnya dia mencium bibirku dan tangannya meremas-remas toketku. Dia lalu memintaku mengikutinya kekamar mandi tamu yg memang dekat dgn dapur.

Tanpa basa basi lagi, dia dgn agak kasar menyuruhku menungging dgn bertumpuan tangan dan lututku diatas toilet duduk. Aku menurutinya. Aku yg hanya memakai baju tidur dgn model tengtop longgar dan terusan rok pendek, tanpa beha dan tanpa celana dalam akan memudahkan kami untuk ngentod. Dgn keadaan kamar mandi gelap, dia sepertinya kewalahan, susah mencari mana lubang yg benar.

Akhirnya aku tuntun penisnya menuju lubang meqiku. Dan Blesssss, penisnya masuk kedalam meqiku. Aku mendesah kecil, takut terdengar orang serumah. Dia mengocok penisnya dgn cepat. Desahannya terdengar agak memburu. Dan creeettt, creeettt.. Ada rasa cairan hangat menyirami meqiku, mungkin cuma 2menit goyangannya dan dia sudah mengeluarkan spermanya didalam meqiku. Aghhhh, padahal aku belum apa-apa. Tp aku maklumi sih. Namanya perjaka. Kebanyakan belum bisa mengatur nafsunya.

“Aghhh teteh maaf.” Katanya sambil membalikan tubuhku. Dia jongkok dihadapanku yg terduduk di atas toilet. Aku tersenyum dan mengelus wajahnya.

“Gak papa Bud, kan nanti bisa lagi.” Kataku.

“Oh jadi boleh lagi? Sekarang yuk, di meja dapur.” Katanya sambil menarikku keluar kamar mandi menuju dapur kembali.

Dgn masih terburu-buru, dia menciumi wajahku, bibirku dan memainkan bibirnya didaerah toketku. Ughhh rasanya ingin mendesah, tp ga bisa karna takut membangunkan ortuku atau orang yg ada dirumah.

Masih dgn tdk sabarnya, dia membuat pahaku mengangkang, dan dia menusukkan 1 jaringa kedalam lubang meqiku. Ughhhh aku mendesah pelan. Budi mencium bibirku, agar tdk keluar desahan yg lebih hebat saat dia mengocok keluar masuk jari nya didalam meqiku. Aku terhentak agak keras dgn tangan bertumpu kebelakang saat Budi menusukkan dalam-dalam jarinya kedalam meqiku, lalu dia menggoyang-goyangkannya didalam tanpa dia maju mundurkan.

Siaaallll, itu tepat banget didaerah g-spotku. Ingin rasanya aku teriak menikmati kenikmatan itu. Tp sayangnya gak bisa. Dgn sedikit kasar, Budi menarik tubuhku agar bisa mencium bibirku. Mungkin dia khawatir aku beneran teriak. Aku melepaskan ciumannya dan memohon untuk dia memasukkan penisnya kedalam meqiku.

“Masukin dong sayang, udah gak kuat.” Kataku dgn mata sayu menatapnya.

Cahaya remang-remang yg masuk ke dapur dari ruang keluarga, membantu ku melihat penisnya yg lumayan besar dan putih. Aku pegang penisnya dan dgn perlahan mengarahkan ke meqiku dengam posisi aku mengangkang lebar diatas meja dapur. Dan sekali lagi, blesssss… Penis yg nikmat itu masuk kedalam meqiku.

Aghhh, shiitttt nikmatnyaaa… Budi membiarkan beberapa detik penisnya didalam meqiku. Lalu dgn ritme perlahan, dia menarik dan memasukkan kembali penisnya kedalam meqiku. Dgn tubuh menyender ke tembok dan kaki mengangkang lebar, aku bisa melihat penisnya yg keluar masuk didalam meqiku. Aghh, rasanya benar-benar nikmat. Sialnya aku gak bisa mendesah dan teriak. Dgn terus mengocok, Budi menciumi leherku, aku benar-benar nyerah kalau sudah diciumi bagian kuping dan leher.

Tanpa lama-lama lagi, aku memeluknya erat dan sedikit menggigit pundaknya agar tdk teriak. Ya, saat itu aku orgasme. Orgasme yg sangat nikmat. Nafasku memburu. Terdengar pula nafas Budi ikut menjadi cepat. Dan genjotannya pun sangat menghentak-hentakkan tubuhku. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang didalam dekapanku. Ternyata dia orgasme lagi. Lama-lama tubuhnya melemah dan aku melepaskan pelukanku. “Kenapa?” Tanyaku. Budi tersenyum dan mencium keningku.

“Enak, makasih ya teh.” Katanya. Aku ikut tersenyum. Kami berciuman sebentar.

Dan tanpa banyak bicara lagi, aku membereskan bajuku. Terburu-buru masuk ke kamar tidurku dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan meqiku drei sisa-sisa spermanya. Sepertinya, Budi jg menuju kamar mandi tamu. Dia ga berani ke kamar mandi kamar yg dia tempati. Ahhahaaa mungkin takut membangunkan anak-anak yg sedang lelap tertidur.

Setelah malam itu, kami jadi semakin dekat dan sering ngentod. Dirumahku atau pun lebih bebas dirumahnya yg memang dia tempati sendirian. Bahkan kami pernah melakukan disiang bolong, ditempat umum. Ya tempat olah raga yg disana terdapat panggung kecil. Disisi panggung itulah aku menungging merasakan genjotan penis nya yg benar-benar bikin aku ketagihan.

Cerita Dewasa | Kenangan Bersetubuh Dengan PacarKu Cintya Yang Semok HOT!!

No Comments
Igo Indonesia, Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru, Cerita Igo Ngentot, Igo Basah, Cerita Sex Tante, Cerita Bokep, Cewek Masturbasi, Cerita Sedarah, Foto Abg HOT, Foto Model Telanjang.

IgoBasah - Siang dan malam kulalaui dgn perempuan yg mengisi hari-hari ku,Tawa canda dan tangisan pun telah kami lewati bersama,sosok perempuan yg mengisi hari-hari iki mampu memberi rasa nyaman yg luar biasa.

Cerita Dewasa | Kenangan Bersetubuh Dengan PacarKu Cintya Yang Semok HOT!! 
Cerita Dewasa | Dimanapun aqu berada sewaktu aqu tak di dekatnya aqu selalu terbayg dgn sosoknya,Sepenggal sms atau sepatah kata lewat tlp.telah menjadi pengiring dan pengobat rasa rinduku jika aqu tak bersamanya,yah dia begitu menggoda dalem benak ku tak bisa ku enyahkan dari baygnya.Tapi aqu masih setiap hari bertemu  dgnnya,karena memang kita bersama dalem satu rumah.

Sepenggal kisah di atas adalah kisah perjalanan panjang Briyan dan Cintya yg akan selengkapnya diceritakn kembali di igobasah.blogspot.com, sohib kuliah di Yogyakarta. Namaqu Briyan, usiaku 22 tahun dan aqu sekarang sedang menyelesaikan kuliah di sebuah PTS di Yogyakarta. Pengalaman ini terjadi tiga tahun yg lalu sewaktu aqu masih kuliah di Bandung. Telah lama memang, tapi aqu selalu ingat akan kejadian itu dan tak akan pernah aqu melupakan satu nama : Cintya. Meski hingga sekarang pun akan selalu kukenang saat-saat indah bersamanya.

Aqu akrab dgn Cintya karena ia adalah cucu dari ibu kostku. Cintya lebih tua 2 mengertin dan dia anak Surabaya, sedang kuliah di Bandung cuma beda kampus dgnku. Yg aqu mengerti, kedua orangtuanya telah pisah ranjang selama dua mengertin (tapi tak bercerai) dan Cintya ikut tinggal bersama neneknya (ibu kostku) sewaktu ia masuk kuliah. 

Mungkin terlalu panjang kalo kuceritakan bagaimana prosesnya hingga kami berpacaran. Aqu beruntung punya perempuan seperti dia yg wajahnya sangat cantik (pernah dia ditawarin untuk menjadi model), segala yg diidamkan lelaki melekat padanya. 

Kulitnya yg putih, hidung bangir, matanya yg indah dan bening, rambut ikal serta badannya yg padat.. Aqu juga tak mengerti kenapa ibu kost menerimaqu untuk nge-kost dirumahnya padahal yg kost di rumahnya adalah perempuan semua. Mungkin karena ngeliat tampangku seperti orang baik-baik kali ya (hehehe)…

Pada awal kami berpacaran , Cintya termasuk pelit untuk urusan mesra-mesraan. Jangankan untuk berciuman, minta pegang tangannya saja susahnya minta ampun! Padahal aqu termasuk orang yg hypersex, dan aqu sering kali melaqukan onani untuk melampiaskan nafsu seksku, hingga sekarang. Aqu bisa melaqukan onani sampai tiga kali sehari. Setiap kali fantasi dan gairah seksku datang, pasti kulaqukan kebiasaan jelekku itu. 

Tak mengerti dikamar mandi menggunakan sabun, sambil nonton VCD dewasa dan seringnya sambil tiduran telungkup di atas kasur sambil kugesek-gesekkan kemaluanku. Aqu merasakan nikmat setiap orgasme onani. Back to story, sedari aqu dan Cintya resmi jadian, baru dua minggu kemudian dia mau kucium pipinya. Itu pun setelah melalui perdebatan yg panjang, akhirnya ia mau juga kucium pipinya yg mulus itu, dan aqu selalu ingin merasakan dan mengecup lagi sedari sewaktu itu.

Hingga pada suatu malam, sewaktu waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh, aqu, Cintya dan Desi (anak kost yg lain) masih asyik menonton TV di ruang tengah. Sementara ibu kostku serta 3 anak kost yg lain telah pergi tidur. 

Kami bertiga duduk diatas permadani yg terhampar di ruang tengah. Desi duduk di depan sementara aqu dan Cintya duduk agak jauh dibelakangnya. Lampu neon yg menyinari ruangan selalu kami matikan kalau sedang menonton TV. Biar tak silau kena mata maksudnya. 

Atau mungkin juga demi menghemat listrik. Yg jelas, cahaya dari TV agak begitu samar dan remang-remang. Desi masih asyik menonton dan Cintya yg disampingku sewaktu itu cuma mengenakan kaos ketat dan rok mini matanya masih konsen menonton filem tersebut. 

Sesekali sewaktu pandangan Desi tertuju pada TV, tanganku iseng-iseng memeluk pinggang Cintya. Tak mengerti Cintya terlalu memperhatikan filem hingga tangannya tak menepis sewaktu tanganku memeluk badannya yg padat. 

Dia malah memegang rambutku, dan membiarkan kepalaqu bersandar di pundaknya. Terkadang kalo pas iklan, Cintya pura-pura menepiskan tanganku agar perbuatanku tak dilihat Desi. Dan sewaktu filem diputar lagi, kulingkarkan tanganku kembali.

“I love you, honey….” Bisikku di telinganya.

Cintya menoleh ke arahku dan tanpa sepengetahuan Desi, ia mendaratkan ciumannya ke pipiku. Oh my God, baru pertama kali aqu dicium seorang perempuan, tanpa aqu minta pula. Situasi seperti ini tiba-tiba membuat pikiranku jadi ngeres apalagi sewaktu Cintya meremas tanganku yg sewaktu itu masih melingkar di pinggangnya, dan matanya yg sayu sekilas menoleh ke arah Desi yg masih nongkrong di depan TV. 

Aman, pikirku.Apalagi ditambah ruangan yg cuma mengandalkan dari cahaya Tv, maka sesekali tanganku meremas buah dada Cintya. Cintya menggelinjang, sesekali menahan nafas. Lutut kanannya ditekuk, hingga sewaktu tangan kiriku masuk ke dalem daster bagian bawah yg agak terbuka dari tadi, sama sekali tak dikemengertii Desi. 

Mungkin ia konsen dgn filem, atau mungkin juga ia telah ngantuk karena kulihat dari tadi sesekali ia mengangguk seperti orang ketiduran.

Ciumanku kini sedikit menggelora, menelusuri leher Cintya yg putih mulus sementara tangan kiriku menggesek-gesekkan perlahan kemaluan Cintya yg masih terbungkus celana dalem. Ia mendesah dan mukanya mendongak ke atas sewaktu kurasakan celana dalemnya mulai basah dan hangat. Mungkin ia merasakan kenikmatan, pikirku.Tanganku yg mulai basah oleh cairan kemaluan Cintya buru-buru kutarik dari dalem roknya, sewaktu tiba-tiba Desi bangkit dan melihat ke arah kami berdua. Kami bersikap seolah sedang konsen nonton juga.

“Aqu ngantuk. Tidur duluan ya….. nih remote-nya!” ujar Desi sambil menyerahkan remote TV pada Cintya.

Desi kemudian masuk ke kamarnya dan mengunci pintu dari dalem. Aqu yg tadi agak gugup, bersorak girang sewaktu Desi cuma pamitan mau tidur. Aqu pikir dia setidaknya mengemengertii perbuatanku dgn Cintya. Bisa mati aqu. Cintya yg sedari tadi diam (mungkin karena gugup juga) matanya kini tertuju pada TV. Aqu mengerti dia juga pura-pura nonton, maka sewaktu badannya kupeluk dan bibirnya kucium dia malah membalas ciumanku.

“Kita jangan disini Say, nanti ketahuan….” Bisiknya diantara ciuman yg menggelora.

Segera kubimbing tangan Cintya bangkit, setelah mematikan TV dan mengunci kamar Cintya, kuajak dia ke kamar sebelah yg kosong. Disini tempatnya aman karena setiap yg akan masuk ke kamar ini harus lewat pintu belakang atau depan. Jalan kami berjingkat supaya orang lain yg telah tertidur tak mendengar langkah-langkah kami atau sewaktu kami membuka dan menutup kunci dan pintu kamar tengah dgn perlahan.

Setelah kukunci dari dalem dan kunyalakan lampu kamar kuhampiri Cintya yg telah duduk di tepi ranjang.

“Aqu cinta kamu, Cintya…..” ujarku sewaktu aqu telah duduk disampingnya.

Mata Cintya menatapku lekat.. Sejenak kulumat bibirnya perlahan dan Cintya pun membalas membuat lidah kami saling beradu. Nafas kami kembali makin memburu menahan rangsangan yg kian menggelora. 

Desahan bibirnya yg tipis makin mengundang birahi dan nafsuku. Kuturunkan ciumanku ke lehernya dan tangannya menarik rambutku. Nafasnya mendesah. Aqu mengerti dia telah terangsang, lalu kulepaskan kaosnya. Buah dadanya yg padat berisi ditutupi BH berwarna merah tua. Betapa putih kulitnya, mulus tak ada cacat. Kemudian bibir kami pun berciuman kembali sementara tanganku sibuk melepaskan tali pengikat BH, dan sesewaktu kemudian kedua buah dadanya yg telah mengeras itu kini tanpa ditutupi kain sehelai pun.

Kuusap kedua putingnya, dan Cintya pun tersenyum manja.
“Ayo Yan, laqukanlah….” Ujarnya.

Tak kusia-siakan kesempatan ini, dan mulai kujilati buah dadanya bergantian. Sementara tangan Cintya membantu tanganku melepaskan kemeja yg masih kukenakan. Kukecup putingnya hingga dadanya basah mengkilap. Betapa beruntungnya aqu bisa menikmati semua yg ada dibadannya. Tangan kananku yg nakal mulai merambah turun masuk ke dalem roknya, dan kugesek-gesekkan pelan di bibir kemaluannya. Cintya menggelinjang menahan nikmat, sesekali tangannya juga ikut digesek-gesekkan kesekitar kemaluannya sendiri.

Bibirnya mendesah menahan kenikmatan. Matanya terpejam, Sebentar kemudian kemaluannya mulai sedit basah. Dan kami pun mulai melepaskan celana kami masing-masing hingga badan kami benar-benar polos. Betapa indahnya badan Cintya, apalagi sewaktu kulihat kemaluannya yg terselip diantara kedua selangkangannya yg putih mulus.

“Wah.. punyamu oke Cintya, Ok’s banget…” ujarku terpana.

Begitu mulus memang, ditambah dgn rambut-rambut lebat disekitar bagian sensitifnya.
“Kemaluanmu juga besar dan bertenaga. Aqu suka Yan….” Balasnya sambil tangannya mencubit pelan kemaluanku yg telah tegak dari tadi.

“Come on Honey….” Pintanya menggoda.

Aqu mengerti Cintya telah begitu terangsang maka kemudian kusuruh Cintya berbaring di atas kasur. Dan aqu baringkan badanku terbalik, kepalaqu berada di kakinya dan sebaliknya(posisi 69). Kucium ujung kakinya pelan dan kemudian ciumanku menuju hutan lebat yg ada diantara kedua selangkangannya. Kukecup pelan bibir kemaluannya yg telah basah, kujilat klitorisnya sementara mulut Cintya sibuk mengocok-ngocok kemaluanku. Bibir kemaluannya yg merah itu kulumat habis tak tersisa. Ehm, betapa nikmatnya punyamu Cintya, pikirku. Ciumanku terus menikmati klitoris Cintya, hingga sekitar kemaluannya makin basah oleh cairan yg keluar dari kemaluannya.

Kedua jari tanganku aqu coba masukkan lubang kemaluannya dan kurasakan nafas Cintya mendesah pelan sewaktu jariku kutekan keluar masuk.

“Ahh… nikmat Yannn…ahhhh…” erangnya.

Kugesek-gesekkan kedua jariku diantara bibir klitorisnya dan Cintya makin menahan nikmat. Selang 5 menit kemudian kuhentikan gesekkan tanganku, dan kulihat Cintya sedikit kecewa sewaktu aqu menghentikan permainan jariku.

“Jangan sedih Say, aqu masih punya permainan yg menarik, okay?”

“Oke. Sekarang aqu yg mengatur permainan ya?” ujarnya.

Aqu mengangguk.Jujur saja, aqu lebih suka kalau perempuan yg agresif.Cintya pun bangkit, dan sementara badanku masih terbaring di atas kasur.

“Aqu di atas, kamu dibawah, okay? Tapi kamu jangan nusuk dulu ya Say?”

Tanpa menunggu jawabanku badan Cintya menindih badanku dan tangan kanannnya membimbing kemaluanku yg telah berdiri tegak sedari tadi dan blessss…….ah,Cintya merasa bahagia sewaktu seluruh kemaluanku menembus kemaluannya dan terus masuk dan masuk menuju lubang kenikmatan yg paling dalem. Dia mengoyg-goygkan pantatnya dan sesekali gerakannya memutar, bergerak mundur maju membuat kemaluanku yg tertanam bergerak bebas menikmati ruang dalem “kemaluan”-nya.

Cintya mendesah setiap kali pantatnya turun naik, merasakan peraduan dua senjata yg telah terbenam di dalem surga.Tanganku meremas kedua buah dada Cintya yg tadi terus menggelayut manja. Rambutnya dibiarkan tergerai diterpa angin dingin yg terselip diantara kehangatan malam yg kami rasakan sewaktu ini. Kubiarkan Cintya terus menikmati permainan ini. Sewaktu dia asyik dgn permainannya kulingkarkan tanganku dipinggangnya dan kuangkat badanku yg terbaring sedari tadi kemudian lidah kami pun beradu kembali.

“Andainya kita terus bersama seperti ini, betapa bahagianya hidupku ini Cintya ” bisikku pelan.

“Aqu juga, dan ku berharap kita selalu bersama selamanya..”

Sepuluh menit berlalu, kulihat gesekan pinggang Cintya mulai lemah. Aqu mengerti kalau dia mulai kecapekan dan aqu yg mengambil inisiatif serangan. Kutekan naik turun pinggangku, sementara Cintya tetap bertahan diam. Dan suara cep-clep-clep… setiap kali kemaluanku keluar masuk kemaluannya.

“Ahh terusss Yannnnn….terusss…nikmattttt…ahh…ahhhh….” cuma kalimat itu yg keluar dari mulut Cintya, dan aqu pun makin menggencarkan seranganku.

Ingin kulibas habis semua yg ada dalem kemaluannya. Suara ranjang berderit, menambah hot permainan yg sedang kami laqukan. Kutarik badan Cintya tanpa melepaskan kemaluanku yg sedang berlabuh dalem kemaluannya dan kusuruh dia berdiri agar kami melaqukan gerakan sex sambil berdiri.

“Kamu punya banyak style ya say?” katanya menggoda.

“Iya dong, demi kepuasan kamu juga” jawabku sambil mulai menggesek-gesekan pebisku kembali.

“Ahh teruss…terusss……” desah Cintya sewaktu kemaluanku berulang kali menerobos kemaluannya.

Kupeluk badan Cintya erat sementara jari tangan kirinya membelai lembut rambut-rambut kemaluannya, dan sesekali membantu kemaluanku masuk kembali setiap kali terlepas. Keringat membasahi badan kami. Lehernya yg mulus kucium pelan, sementara nafas kami mulai berdegup kencang.

“Yan, keteteran nih, mau klimaks. Jangan curang dong….”

“Oke, tahan dulu Cintya” dan kucabut batang kemaluanku yg telah basah sedari tadi.

Kusuruh Cintya nungging di ranjang, sementara tanganku mengarahkan kemaluanku yg telah siap masuk kembali. Dan kumasukkan sedikit demi sedikit hingga kemaluanku ambles semua ke dalem surga yg nikmat.

“Ah…tekan Yan…enaaaakkkkk…terusssss Yannn….” Erangnya manja setiap kali kemaluanku menari-nari di dalem kemaluannya.

Tanganku memegang pinggangnya agar gerakanku teratur dan kemaluanku tak terlepas,.
“Ohh…nikmat sekali Yan….teruss….terusss……” desahnya.

Betapa nikmatnya sewaktu-sewaktu seperti ini…dan terus kuulang sementara mulut kami mendesah merasakan kenikmatan yg teramat sangat setiap kali kemaluanku mempermaikan kemaluannya.

“Yan….aqu mo keluar nih…..udah ngga tahan….ahhh….ahhhh….” ujar Cintya tiba-tiba.

“Tahan Cin, aqu juga hampir sampai….” aqu menekan-nekan kemaluanku kian cepat,sehingga suara ranjang ikut berderit cepat.

Dan kurasakan otot-otot kemaluanku mengejang keras dan cairan air maniqu berkumpul dalem satu titik.

“Aqu keluar sekarang Cin….” kemaluanku kucabut dari lubang kemaluannya dan Cintyapun sesewaktu membalikkan badan dan menjulurkan lidahnya, mengocok-ngocok batang kemaluanku yg kemerahan dan sewaktu kurasakan aqu tak mampu menahan lagi kutaruh kemaluanku diantara kedua belah buah dadanya dan kedua tangan Cintya pun menggesek-gesekkan buah dadanya yg menjepit batang kemaluanku dan….croott…crooottt… air maniqu jatuh disekitar dada dan lehernya Sebagian tumpah diatas sprei. Cintya menjilati kemaluanku membersihkan sisa-sisa air maniqu yg masih ada.

“Kamu ternyata kuat juga Say, aqu hampir tak berdaya dihadapanmu” kubelai rambut Cintya yg sudak acak-acakan tak karuan.

“Aqu juga ngga nygka kamu sehebat ini Yan….”desahnya manja .

Waktu telah menunjukkan setengah satu malam Dan setelah kami istirahat sekitar lima belas menit, kami memakai pakaian kami kembali dan membereskan tempat tidur yg telah berantakan. Dan tak lama kemudian kami pun pergi tidur dikamar masing-masing melepaskan rasa lelah setelah kami ‘bermain” tadi.

Begitulah kisahku dgn Cintya, setiap hari kami selalu melaqukannya setiap kali kami ingin dan ada kesempatan. Kami melaqukannya di kamar sebelah kalau malam hari, kamar kostku, atau bahkan dikamar mandi (sambi mandi bareng disewaktu rumah kost kosong cuma ada kami berdua).

Hingga pada suatu hari Cintya harus pindah ke luar kota ikut kedua orang tuanya yg telah berbaikan lagi. Aqu benar-benar kehilangan dia, dan ingin kuterus bersamanya. Pernah beberapa kali kususul ke tempatnya yg baru dan kami melaqukannya berkali-kali di hotel tempat kami menginap. 

Tanggal 27 November 1998, tiba-tiba kuterima surat dari Cintya yg mengabarkan bahwa ia akan menikah dgn orang yg dipilihkan orang tuanya dan aqu benar-benar kehilangan dia….. Sekarang, setiap kali aqu melaqukan masturbasi, fantasiku selalu melayg mengingat sewaktu-sewaktu terindah kami melaqukan hubungan seks pertama kali dikamar sebelah itu. Ingin rasanya aqu ulangi sewaktu-sewaktu indah itu…

Cerita Dewasa | PengalamanKu Bercinta Dengan Ketiga MajikanKu HOT!!!

No Comments
Igo Indonesia, Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru, Cerita Igo Ngentot, Igo Basah, Cerita Sex Tante, Cerita Bokep, Cewek Masturbasi, Cerita Sedarah, Foto Abg HOT, Foto Model Telanjang.
IgoBasah - Aq pulang kampung dari majikanku di kota, hampir 8 bln aq menganggur di kampung, dan aq hanya bisa membantu ibuku masak dan pergi keladang, aq juga disuruh untuk segera menikah, tapi laki-laki yg ada dikampungku nggak begitu menarik hati, kalau terpaksa menikah dengan laki-laki yg ada dikampungku, sama saja tak jauh beda dengan ibuku nasibku.

Cerita Dewasa | PengalamanKu Bercinta Dengan Ketiga MajikanKu HOT!!!
Cerita Dewasa | Maka aq segera mencari lowongan kerja di koran. Namun dengan ijazahku yg hanya SMP lowongan yg sesuai hanya PRT. Setelah pamit dan berbekal tekad yg menggebu-gebu aq pun menuju ke alamat salah satu pemasang iklan yg tinggalnya di kota terdekat dengan desaku.

Rumah itu besar dan mewah. Kutekan bel di pintu gerbang dan keluarlah seorang perempuan 40 tahunan. Yg membuatku terkejut, ternyata ia berwajah seperti artis india yg sering kulihat di TV. Ada tanda titik di dahinya.

“Apakah benar di sini mencari pembantu rumah tangga, bu?” tanyaku.

“Iya benar, dik”

“Saya mau melamar, bu” sambungku. Ia mengamatiku sebentar.

“Mari masuk dulu, dik” ajaknya.

“Nama kamu siapa? Dan kamu dari mana, dik?” tanyanya.

Aq pun menjelaskan diriku apa adanya, kecuali tentu saja pengalamanku 3 thn menjadi PRT pak N.
“Baiklah, kamu saya terima bekerja di sini, Nis. Dengan gaji 450 ribu sebulan, tapi kamu harus menjalani percobaan selama 1 bln. Kalau tdk ada masalah akan saya pakai terus. Bagaimana>” katanya.

Aq pun langsung mengangguk, soalnya gaji 450 ribu buat seorang pembantu sangat tinggi menurutku.

Dulu pak N pun aq hanya di gaji 300 ribu, tentu saja di luar ‘tips (baik berupa uang maupun barang)’ yg kuterima karena pelayan sex ku.

Kamarku di bagian belakang. Setelah istirahat sejenak, akupun mulai membantu pekerjaan ibu tadi yg namanya ternyata Hesti, seorang keturunan India. Menurutnya ia tinggal di situ bersama suami dan 2 anak laki-lakinya yg buka toko konveksi.

Seminggu bekerja di situ, aku mulai mengenal anggota keluarganya. Suami Bu Hesti bernama Pak Ranu, dan dua anaknya laki-laki Zaki dan Arga. Kalau melihat mereka sekilas aku jadi ingat artis Syahrukh Khan.

Ganteng dengan tubuh tinggi tegap atletis dengan bulu-bulu di dadanya. Orang India memang terkenal cantik dan ganteng. Akupun semakin suka pada keluarga itu karena mereka ternyata ramah. Bahkan tak jarang aku diajaknya makan malam bersama semeja.

“Minumlah ini madu India, supaya kamu gak gampang cape,” ajak Bu Hesti pada suatu acara makan malam bersama sambil memberiku segelas minuman berwarna kuning emas. Aku ragu-ragu menerimanya. Sementara anggota keluarga lain sudah mengambil segelas masing-masing.

“Ini memang minuman simpanan kami, Nis. Tdk boleh terlalu sering diminum, malah tdk baik. Dua minggu sekali cukuplah soalnya pengaruhnya luar biasa.. ha.. ha.. ha..!” Sahut Pak Ranu disambut tawa Zaki dan Arga.

“Kamu akan rasakan khasiatnya nanti malam, Nis,” sambung Zaki tanpa kuketahui maksudnya. Lagi-lagi disambut tawa mereka sambil masing-masing mulai minum, kecuali Bu Hesti. Akupun pelan-pelan mencicipnya.

Ada rasa manis dan masamnya. Memang seperti madu, tapi setelah minum beberapa teguk aku juga merasakan badanku hangat malah agak panas. Semua menghabiskan minumannya, maka akupun juga berbuat demikian. Baru setelah itu kami makan malam.

“Tidurlah kalau kau cape, Nis,” perintah Bu Hesti setelah kami selesai cuci piring jam 8 malam. Tdk biasanya aku tidur sepagi itu, tapi entah kenapa aku merasa mataku berat dan perutku panas. Aku masuk kamar dan rebahkan diri.

Tapi rasa panas di perutku ternyata malah menjadi-jadi dan menjalar ke seluruh tubuhku. Aku tak tahan untuk tdk meremas toketku mengurangi rasa panas itu. Kemudian juga meremas-remas seluruh tubuh sampai seputar bawah pusar dan pahaku. Ingatanku segera melayang pada remasan-remasan Pak N.

Sudah cukup lama aku tak bersetubuh dengan laki-laki itu, apakah sekarang ini tubuhku sedang menuntut? Gawat, pikirku, kalau benar itu terjadi. Selama ini aku hanya melakukan hubungan seks aman dengan Pak N. Belum pernah dengan pria lain. Belum habis pikiranku berkecamuk mendadak pintu kamarku terbuka dan masuklah Pak Ranu. Buru-buru aku menghentikan kegiatan tanganku.

“Kamu kelihatan sakit, Nis?” tanyanya sambil duduk di tepi ranjangku.

“Eng.. eng.. tdk, pak,” sahutku pelan. Tapi Pak Ranu segera tempelkan telapak tangan di dahiku.

“Benar, Nis, tubuhmu panas sekali. Kamu harus segera diobati. Cepat telungkup, biar kupijat sebentar untuk menurunkan panasmu.

Jelek-jelek begini aku pintar mijat lo..” perintahnya. Dan, mungkin karena aku merasa perlakuannya seperti ortu pada anaknya maka aku menurut. Aku tengkurap dan sebentar kemudian kurasakan pantatku dinaikinya dan punggungku mulai dipijat-pijatnya.

Tdk sebatas punggung, tapi tangannya juga ke arah pundak, leher, pinggang malah bergeser-geser ke kiri-kanan hingga kadang menyenggol sisi luar toketku. Aku diam saja, namun setelah aku merasa pantatku juga ditekan-tekan oleh pantatnya, mulailah aku tak tenang.

Pengalaman seksku dengan Pak N membuatku dapat merasakan manakala pria sedang naik nafsu syahwatnya. Demikian pula Pak Ranu saat itu. Pijatannya tambah berani. Dia mulai meremasi tetekku dan pantatnya menekanku keras-keras. Aku berontak namun tak berdaya.

“Pak! Jangan, pak!” seruku sambil berupaya menyingkirkan tubuhnya. Tapi mana mampu aku melawan tubuh besar kekar itu. Selain itu entah kenapa aku malah mulai ikut terangsang. Di antara perlakukan Pak Ranu sekilas-sekilas aku juga ingat perlakukan seks Pak N padaku. Uugghh.. aakk.. aakkuu.. malah jadi terangsang.

Aku tak berontak lagi ketika dasterku ditariknya ke atas hingga tinggal beha dan celana dalamku. Aku ditelentangkannya dengan posisi dia tetap mengangkangiku. Dibukanya t-shirt yg dipakainya juga piyama tidurnya.

Dan.. gila aku melihat tonjolan besar di balik celana dalam nya dan sejurus kemudian nampaklah si tongkat penggadanya yg panjang besar sekitar 20 cm dengan diameter 4 cm! Behaku direnggutnya kasar demikian pula celana dalamku. Tubuhku tak melakukan perlawanan apapun ketika ia menggumuliku habis-habisan.

Dan.. bless langsung aku disodok dan digenjotnya. Aku ingat pengalamanku dengan Pak N. Ingat bagaimana dia memerawaniku. Persis sama perlakuannya dengan Pak Ranu. Aku tak habis pikir sewaktu pahaku malah menjepit paha Pak Ranu dan.. menyambut gejokannya dengan putaran pinggulku. Syahwatku ikut terbakar!

Entah berapa lama Pak Ranu terus menggenjotku keluar masuk naik turun sambil mulutnya mengenyut-ngenyut tetekku. Aku hanya bisa menggeleng-geleng kenikmatan dan kelojotan merasai badai hempasannya sampai aku tak tahan lagi untuk menahan orgasme. Aku merinding lalu.. Cruut.. suur.. suur.. tubuhku berkejat-kejat menumpahkan mani.

Pak Ranu menggasakku lebih keras, tak peduli cairanku memperlicin jalannya. Mungkin hampir tak terasa karena besar dan panjangnya tetap mampu memenuhi liang V-ku. Sleebb slebb jlebb jleebb.. bunyi tusukan-tusukannya.

Mungkin sekitar 30 menit telah berlalu ketika aku orgasme yg kedua kali.. seerr.. seerr.. serr.. klenyer.. kembali aku terkejat-kejat sampai belasan kali. Sejurus kemudian hentakan Pak Ranu sedemikian keras menekanku. Dalam-dalam gadanya dibenamkan di V-ku lalu pantatnya berkejut-kejut sampai belasan detik. Lalu diam terbenam. Dia ejakulasi. Nafas kami tersengal-sengal.

“Kamu hebat, Nis,” bisiknya sambil mencium bibirku,

“Nanti lagi, ya,” katanya tak kumengerti.

Ia bangkit, mengenakan pakaiannya lalu keluar membiarkanku telentang telanjang di ranjang. Belum habis capeku digenjot Pak Ranu, masuklah Zaki ke kamarku.

“Permainanmu hebat banget, Nis. Aku juga mau dong..” katanya sambil mulai melepasi pakaiannya sampai bugil. Aku segera menutup tubuhku dengan selimut, tapi tak berguna karena sesaat kemudian ia sudah menarik selimutku juga tubuhku ke pelukannya.

“Jangan, Mas Zaki,” protesku tak berdaya.

“Tak apa, Nis. Papa bilang kamu sudah tak perawan lagi kan? He he he..”

“Jangan, mas..” tapi suaraku hilang ditelan bibirnya yg melumat ganas bibirku. Tangannya liar merayapiku sambil mendorongku kembali terjelepak di ranjang. Ciumannya menjalar menjulur dari bibir semakin turun.

Ke tetekku, putingku, perut, pusar, pubis sampai akhirnya sampai di V-ku. Menelusup lincah memasuki gua garbaku. Mengobok-obok dalamnya. Aku kembali teringat permainan Pak N. Namun yg ini lebih gila lagi.

Syahwatku jadi menggelegak mengikuti irama lidah Zaki. Dia memutar tubuh sampai kami 69, mengangsurkan zakarnya ke mulutku. Gila! Lebih panjang dan besar dibanding bapaknya. Tanganku tak mampu menggenggamnya dan mulutku tak mampu menampung seluruhnya. Paling hanya separuh yg masuk.

Maka perlombaan menjilat dan menghisap pun dimulai. Kami saling memuasi. Rasanya sampai berjam-jam waktu aku merasa harus menumpahkan maniku dan dijilatinya sampai tandas tuntas. Sementara milik Zaki masih tegar tegang meski licin oleh ludahku.

Kemudian ia memutar tubuhnya lagi dan menusukkan pentungannya ke memekku yg sudah agak kering. Preett..

“Iiih sakit, mas..,” desisku menggigit bibir dan memeluk punggungnya karena terasa batang penisnya masuk begitu dalam sampai aku kesakitan.

“Sabar, Nis. Sebentar lagi juga nikmat,” bisiknya.

Kupeluk punggungnya erat-erat ketika tubuhku terangkat karena sodokannya. Shlleeb shleeb shleebb.. batang penis besar itu menumbukku bagaikan alu menumbuk lesung.

Keluar masuk, naik turun, sampai cairan nikmatku mengalir lagi sehingga rasa sakit pun berkurang. Dan kenikmatanku bertambah manakala bulu dadanya menggesek-gesek putingku. Pahaku semakin menganga lebar. Mataku terpejam-pejam menikmati remasan dan belaian tangan kekarnya di sekujur tubuh.

“Akh.. akhu mau keluar, Nis..” Lalu jreet.. jreet.. jroot.. jrot.. jrut.. pantatnya menyentak-nyentak. Tubuhnya kaku menegang ketika spermanya menyemprot rahimku sampai basah kuyup. Semprotannya kuat sekali.

“Akk.. aku bisa hamil, mas,” desisku puas karena aku juga orgasme lagi.

“Jangan kuatir, Nis, kami punya obat pencegah hamil,” jawabnya sambil menggulirkan tubuhnya ke sisi. Dan.. belum Zaki turun dari ranjang, si Arga sudah ganti menaikiku. Tubuhnya sama atletis dengan Zaki. Tapi gayanya lebih liar.

Begitu Zaki keluar kamar, akupun diangkatnya supaya menduduki batang penisnya lalu disuruh menungganginya kencang-kencang. Tangannya ikut memegangi pinggangku dan melontarkanku naik turun. Zakarnya juga menyodok ke atas setiap pantatku turun.

Gila! Tubuhku seperti mainan. Tangannya berpindah ke tetekku dan meremasinya sampai aku mendesis-desis, antara sakit dan nikmat. Hancur rasanya memekku digempur bapak dan dua anaknya yg batang penisnya berukuran luar biasa. Dan.. aku kembali orgasme justru saat tubuhku dilontar ke atas, sehingga punggungku agak meliuk ke bawah merasakan tersalurnya syahwatku untuk kesekian kali.

“Sudah, mas, cukup..” pintaku karena kelelahan. Namun Arga tak menggubris.

“Aku belum cukup, Nis. Kau harus bisa mengeluarkan spermaku baru aku puas..” Dan lemparannya masih terus berlangsung hingga setengah jam lagi.

Sampai akhirnya dia berhenti lalu tangannya menekan pinggangku lekat-lekat ke zakarnya, kemudian terasa pantatnya melonjak-lonjak menyemburkan cairan hangat. Lagi-lagi rahimku disemprot sperma hasil ejakulasi. Tak terasa sperma bapak dan dua anaknya memenuhi lubang memekku.

Pintu kamarku terbuka dan masuklah Pak Ranu dan Zaki sambil membawa segelas minuman. Keduanya telanjang.

“Minumlah ini, Nis, biar kamu nggak hamil,” Pak Ranu menyerahkan gelasnya padaku. Akupun meminumnya tanpa pikir panjang, karena aku benar-benar takut hamil dan haus sekali setelah melayani tiga majikan ini berjam-jam.

Rasanya seperti minuman kuning yg tadi kuminum. Badanku jadi hangat lagi dan.. gairahku bangkit lagi. Aku jadi sadar pasti minuman ini dibubuhi obat perangsang. Tapi kesadaranku segera hilang ketika merasa tubuhku ditunggingkan oleh Zaki. Kemudian..

Ya, malam itu secara brutal ketiga orang itu mengerjaiku semalam suntuk tanpa istirahat sejenakpun. Mereka bergantian menyemprotkan sperma di rahimku, di perut, wajah, mulut sampai telinga dan rambutku juga. Aku mandi sperma.

Dan entah berapa kali akupun mengalami orgasme yg selalu mereka telan bergantian. Tak jarang ketiga lubangku mereka masuki bersama-sama. Lubang mulut, memek dan anusku. Tubuhku jadi ajang pesta mereka hampir 10 jam lamanya, toh selama itu aku tak merasa capai. Mungkin gara-gara minuman berkhasiat itu?

Pagi hari Bu Hesti datang dan menyeka tubuhku yg lemas lunglai tak mampu bangun.
“Maaf, Nis. Aku sudah tak mampu melayani suamiku yg hiperseks sehingga aku mencari orang pengganti,” ceritanya.

Mataku masih terkantuk-kantuk karena pengaruh obat perangsang. “Moga-moga kamu betah disini, dan kami akan bayar berapapun yg kamu minta..” lanjutnya.

“Aa.. apa sudah pernah ada pembantu yg dibeginikan, bu?” tanyaku lirih.

“Sudah, Nis. Tapi kebanyakan hanya bertahan dua hari.. lalu minta pulang. Aku harap kamu kuat, Y Nis. Aku akan sediakan obat-obatan untukmu.. Ini minumlah obat untuk menguatkan dan membersihkan rahimmu,” dia mengangsurkan sebotol obat yg namanya tak kumengerti karena berbahasa asing.

“Hari ini kamu boleh istirahat seharian,” lalu dia keluar kamar.

Aku pun tertidur lelap. Baru siang hari bangun untuk mandi dan makan. Bu Hesti melayaniku seperti anaknya sendiri.

Kami tak banyak berbicara. Selesai makan aku kembali ke kamar. Membersihkan ranjang, mengganti sepreinya yg penuh bercak sperma dan mani. Lalu aku tidur lagi. Sampai jam makan malam tiba dan aku diundang untuk makan bersama lagi, dan minum cairan kuning emas itu lagi. Dan..

“Nis, kamu sudah kuat untuk melayani kami lagi nanti malam kan?” Tanya Pak Ranu sambil senyum kepadaku. Aku bingung dan memilih diam.

“Kamu jangan kuatir hamil, Nis. Obat kami sangat mujarab,” lanjut Zaki.

“Pokoknya selama di sini, kita mencari kenikmatan bersama Nis,” sambung Arga sambil menyeringai nakal.

Jadilah, akhirnya hampir setiap malam sampai pagi aku melayani ketiga ayah beranak yg gila seks itu. Untung staminaku, dibantu obat-obatan pemberian Bu Hesti, cukup kuat untuk menanggung kenikmatan demi kenikmatan itu.

Hingga dua bulan lamanya aku “dikontrak” mereka, sampai akhirnya mereka mulai bosan dan ingin mencari wanita lain. Aku diberi banyak uang ketika meninggalkan rumah mereka.